Motivasi Dinilai Terlalu Tinggi; Lingkungan Sering Kali Lebih Penting
Kebiasaan tergantung pada
lingkungan kita berada dan petunjuk-petunjuk yang ada di depan kita. Lingkungan
membentuk perilaku manusia. Perilaku-perilaku tertentu cenderung muncul dan
muncul lagi dalam kondisi lingkungan-lingkungan tertentu. Psikolog Kurt Lewin
menulis persamaan sederhana ; Perilaku (Behaviour) adalah fungsi Orang (Person)
di Lingkungan (Environment) mereka, atau B = f (P,E).
Banyak aksi yang kita
lakukan tiap hari dibentuk bukan oleh dorongan dan pilihan sadar, melainkan
oleh pilihan yang paling terlihat. Kita merasakan dunia melalui penglihatan,
bunyi, bau, sentuhahn, dan pengecapan. Ada yang secara sadar, tapi banyak
diluar kesadaran. Namun, yang paling hebat di antara semua kemampuan sensoris
manusia adalah penglihatan. Karena, perubahan kecil pada apa yang dilihat
mengantar pada perubahan besar pada apa yang kita lakukan.
Setiap kebiasaan dimulai
dengan petunjuk, dan kita lebih mungkin melihat petunjuk yang menonjol.
Sayangnya lingkungan kita tinggal/kerja tidak ada petunjuk yang jelas untuk
memicu perilaku itu. Sehingga, petunjuk-petunjuk yang memicu suatu kebiasaan
yang samar, petunjuk-petunjuk itu mudah terabaikan. Bila kita ingin kebiasaan
penting dalam hidup, buatlah pentujuk agar hal itu menonjol di lingkungan kita.
Strategi yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan kebiasaan baik yaitu dengan menyebar pemicu-pemicu
di semua tempat, agar meningkatkan peluang teringat akan kebiasaan sepanjang
hari. Rancangan lingkungan itu mujarab meningkatkan petunjuk-petunjuk positif
serta mengurangi petunjuk-petunjuk negative. Rancangan lingkungan memungkinkan
kita mengambil kembali kendali-kendali dan menjadi arsitek dalam hidup kita.
Secara mental kita memasangkan kebiasaan kita
dengan lokasi tempat kebiasaan itu berlangsung. Tiap lokasi membangun hubungan
dengan kebiasaan-kebiasaan dan rutinitas-rutinitas tertentu, dan itulah yang
menentukan perilaku kita. Sehingga, mulailah berpikir tentang lingkungan yang
terisi dengan hubungan. Beripikirlah dalam konteks bagaimana kita berinteraksi
dengan ruang-ruang sekitar kita. Kekuatan konteks juga bisa membuat kebiasaan
dapat lebih mudah di ubah di lingkungan baru. Konteks memudahkan kita lepas
dari pemicu dan petunjuk tidak jelas yang mendorong kita menjalani
kebiasaan-kebiasaan saat ini.
Hindarilah mencampurkan
konteks suatu kebiasaan dengan yang lain. Karena ketika mencampurkan konteks
dilakukan kita akan mencampurkan kebiasaan – dan kebiasaan biasanya lebih mudah
untuk menang. Jika mampu mempertahankan startegi ini, tiap konteks akan
terhubung dengan satu kebiasaan dan pola pikir. Lingkungan stabil, adalah
lingkungan yang memiliki satu tempat dan satu tujuan yang membuat kebiasaan
dapat terbentuk dengan mudah.
Komentar
Posting Komentar