Hukum Upaya Sekecil-Kecilnya
Selama ini kita mengtahui
bahwa motivasi adalah kunci untuk mengubah kebiasaan. Namun, yang benar adalah
motivasi sejati adalah malas dan lebih suka mengerjakan yang nyaman. Jika
manusia mengikuti hukum upaya sekecil-kecilnya, yang mengatakan bahwa diantara
semua aksi yang mungkin, yang akan diwujudkan oleh kita adalah aksi yang
memberikan keuntungan paling banyak dengan upaya yang sedikit. Setiap aksi yang
memerlukan energi besar, maka akan semakin kecil kemungkinan aksi itu terjadi,
begitupun sebaliknya.
Bisa dibilang setiap
kebiasaan hanyalah penghalang untuk mendapatkan apa yang sungguh kita inginkan
berupa hasil yang diberikan dari kebiasaan itu. Semakin besar penghalang maka
akan semakin besar friksi antara kita dan keadaan akhir yang kita dambakan.
Semakin sedikit gesekan yang dihadapi, makin mudah munculnya pribadi yang lebih
tangguh. Gagasan dibalik menjadikannya mudah tidak hanya melakukan hal-hal yang
mudah, tapi juga menjadikanya semudah mungkin saat melakukan hal-hal dengan
ganjaran dalam jangka panjang.
Mencoba memaksakan
motivasi untuk bertahan memerlukan kerja yang sangat keras dan menambah tekanan
dalam hidup. Sedangkan, menjadikan kebiasaan sederhana dan mudah akan
mengurangi hambatan dalam hidup. Cara mengurangi gesekan untuk menjadikan
kebiasaan menjadi mudah adalah bisa dengan merancang lingkungan. Kebiasaan akan
lebih mudah ketika sesuai dengan aliran dalam hidup kita.
Selain itu, cara yang
paling efektif untuk mengurangi gesekan
adalah dengan menghilangkan titik-titik gesekan yang menahan pergerakan kita.
Startegi penambahan melalui pengurangan, adalah strategi menghilangkan
titik-titik gesekan yang menyerap waktu dan energi, sehingga mendapatkan lebih
banyak hasil dengan upaya yang lebih sedikit. Sehingga, dari ini kita harus
mengatur ulang lingkungan dengan menghilangkan hambatan gesekan terhadap
kebiasaan baik, dan meningkatkan hambatan yang terakit dengan kebiasaan buruk.
Oswald Nucklos adalah
orang yang hal dalam membentuk kebiasaan bersih dengan mengikuti startegi yang
disebut “Menyusun Ulang Ruangan”. Tujuan strategi ini adalah untuk merapikan
kembali tiap ruangan bukan hanya untuk kebersihan setelah aksi terakhir, tapi
juga menyiapkan untuk aksi yang akan datang sehingga mudah untuk dilakukan.
Cara yang sederhana yang bisa dilakukan untuk membuat kebiasaan – kebiasaan
baik berada dalam lintasan dengan hambatan paling sedikit. Pertama; membalik
prinsip untuk membuat perilaku-perilaku buruk lebih sulit untuk terlaksana.
Kedua; jika hambatan itu masih terlalu mudah, bisa mengambil satu langkah lebih
jauh dengan melakukan kegiatan lain agar mendapatkan waktu tambahan untuk tidak
melakukannya kembali.
Ternyata, betapa sedikit
hambatan yang diperlukan untuk mencegah perilaku yang tidak diperlukan. Jadi,
rancang ulang lah hidup kita dengan merancang ulang aksi-aksi yang paling
peting agar mudah dilakukan.
Komentar
Posting Komentar