Bagaimana Membangun Kebiasaan Yang Lebih Baik Dalam 4 Langkah Sederhana


Thorndike mejelaskan bahwa perilaku-perilaku yang disusul dengan akibat-akibat yang memuaskan cenderung berulang dan perilaku-perilaku yang disusul dengan akibat-akibat yang tidak menyenangkan lebih kecil kemungkinannya untuk diulang. Proses pembentukan kebiasaan dimulai dengan upaya coba-coba. Pertama kali menghadapi suatu masalah, kita akan tidak yakin bagaimana cara memecahkannya. Aktivitas neurologis dalam otak menjadi lebih tinggi selama periode ini karena otak sibuk memperlajari rangkaian aksi yang paling efektif.

Terkadang kita menemukan solusi ketika kita mempelajari jalan yang paling efektif. Kita akan terus ekplorasi dan terus bereksplorasi lalu – imbalannya datang. Setelah menemukan imbalan yang tak terduga, kita akan mengubah strategi dengan membuat katalog tentang peristiwa-peristiwa yang mendahului imbalan itu. Ini merupakan lingkaran umpan balik atau feedback loop perilaku manusia; mencoba, gagal, belajar, mencoba dengan cara lain.

Setiap kali menghadapi masalah yang sama, otak akan mulai mengotomasikan proses pemecahannya. Karena kebiasaan pada dasarnya merupakan solusi yang dapat diandalkan untuk masalah-masalah yang berulang disekitar kita. Ketika kebiasaan terbentuk, tingkat aktivitas dalam otak berkurang karena otak kita secara langsung melompat ke proses coba-coba dan  menciptakan aturan mental; kalau begini, solusinya begitu. Pilihan yang awalnya memerlukan usaha sekarang menjadi otomatis, karena kebiasaan telah terbentuk. Kebiasaan merupakan memori tentang langkah-langkah yang pernah kita ambil untuk memecahkan masalah pada masa sebelumnya.

Pembentukan kebiasaan sangat berguna karena kebiasaan mengurangi beban kognitif dan membebaskan kapasitas mental sehingga kita dapat mengalokasikan perhatian pada tugas-tugas lain. Meskipun efesien, sebagian orang masih menanyakan manfaat dari kebiasaan, dan berpikir tentang mana yang harus dipilih anatara kebiasaan dan merih kebebasan. Padahal, keduanya saling melengkapi. Kebiasaan tidak membatasi kebebasan, kebiasaan justru menciptakan kebebasan.

 Proses membangun kebiasaan dapat dibagi menjadi empat langkah sederhana; mendapatkan petunjuk, menumbuhkan gairah, menanggapi, dan menikmati hasil/imbalan. Pertama petunjuk, hal itu memicu otak untuk memulai perilaku, yang meramalkan imbalan. Kedua gairah, gairah atau nafsu merupakan penggerak dibalik setiap kebiasaan. Tanpa nafsu/motivasi kita tidak memilki alasan untuk beraksi. Ketiga menanggapi, tanggapan adalah kebiasaan sesungguhnya yang kita lakukan, yang dapat berwujud pikiran atau aksi. Keempat imbalan, imbalan merupakan hasil dari tanggapan dan sasaran akhir setiap kebiasaan. Kita mencari ganjaran karena; ganjaran membuat kita puas, dan ganjaran mengajarkan sesuatu kepada kita.

Lingkaran kebiasaan atau lingkaran umpan balik merupakan uraian kebiasaan yang terdiri; petujuk, gairah, tanggapan, dan ganjaran, yang berulang secara otomatis selama kita hidup yang menciptakan kebiasaan yang otomatis. Dari keempat tahap tersebut dibagi menjadi dua fase; pertama, fase masalah yang terdiri dari petunjuk dan gairah yang terjadi ketika kita sadar ada sesuatu yang harus berubah. Kedua, fase solusi yang terdiri dari tanggapan dan ganjaran yang terjadi ketika beraksi dan meraih perubahan yang didambakan. Semua ini menciptakan kebiasaan yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Untuk membangun kebiasan-kebiasaan baik diperlukan empat kaida perubahan perilaku; menjadikannya terlihat, menjadikannya menarik, menjadikannya mudah, dan menjadikannya memuaskan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Menjadikan Kebiasaan Baik Tak Terhindarkan Dan Kebiasaan Buruk Mustahil

Aturan Goldilocks; Bagaimana Tetap Termotivasi dalam Hidup dan Pekerjaan

Pengorbanan Dalam Menciptakan Kebiasaan Baik